• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

TRL, MRL, IRL, DRL, DLL …. DLL ………….



Tantangan terbesar kita dalam berinovasi bukanlah karena terbatasnya kompetensi manusia Indonesia, atau terbatasnya permintaan pasar, ataupun kurangnya perhatian atau minat kita untuk mensukseskan inovasi.  Tantangan kita yang utama, adalah karena adanya berbagai “puzzles” kebijakan dan arahan pemerintah yang sepertinya masih belum terangkai, sebagai suatu ekosistem inovasi, serta kesamaan/keselarasan langkah, dan kesamaan pola pikir; yang memungkinkan terciptanya kolaborasi dan sinergi di antara komponen-komponen inovasi kita, yaitu para Akademisi / Ilmuwan (A), Bisnis (B) dan Pemerintah / Government (G). 

Prakarsa "hilirisasi karya LitBang" saat ini terus dicanangkan dengan gencar oleh pemerintah (G)  agar komponen (A) membangun jembatan menuju hilir (B), yang  sering kita dengar sebagai Tingkat Kesiapan Teknologi (Technology Readiness Level = TRL) sebagai kriteria pengukuran kinerja hilirisasi (A) agar giat berinovasi. Komponen (A) di lembaga litbang lain ada yang kemudian mengadopsi jembatan yang “disempurnakan” dengan nama Tingkat Kesiapan Manufaktur (Manufacturing Readiness Level = MRL), lalu ada lagi Tingkat Kesiapan Inovasi (Innovation Readiness Level = IRL).
 

Tanpa bermaksud menyaingi atau tak mau kalah pada prakarsa (G) dan (A) di atas, BIC mengajukan Tingkat Kesiapan Demand (Demand Readiness Level = DRL), dengan argumen bahwa jembatan-jembatan TRL, MRL, IRL yang diprakarsai oleh (A) sebagai penyedia teknologi / inovasi, perlu diselaraskan secara interaktif dengan aspirasi (B) dalam setiap prakarsa inovasi secara lebih kolaboratif dan bersinergi. Gagasan DRL datang dari Dr. Florin Paun, seorang pemikir inovasi Perancis, yang mampir ke BIC sekitar empat tahun lalu untuk berbagi DRL nya. Silakan KLIK (1) untuk memahami bagaimana DRL bekerja-sama dengan TRL, menurut Dr. Florin Paun. 

Pada saat memenuhi undangan sebagai narasumber bagi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), Kementerian Perindustrian; dalam rangka sosialisasi (MRL) hampir tiga tahun yang lalu, BIC menyampaikan paparan tentang Strategi Penerapan Inovasi di Industri; untuk menunjukkan bagaimana pola pikir DRL hendaknya juga diterapkan dalam kebijakan-kebijakan BPPI, untuk mendukung hilirisasi inovasi mereka ke dunia industri, dan sekaligus membantu mengurangi berbagai kebingungan akibat berbagai wacana dan jargon hilirisasi  TRL, MRL, IRL, DRL, DLL (dan lain lain)  ……   S
ilakan KLIK(2) untuk menonton rekaman paparannya, dan KLIK(3) untuk menyimak rekaman diskusinya.

Salam inovasi !

(KS/200623)

 


Komentar

Belum ada komentar

Tinggalkan Pesan

Blog Terbaru

SIMFONI INOVASI - PART 01

BIC mendapat kiriman (entah dari siapa?) catatan dialog inovasi antara Dr. Kusmayanto Kadiman (

SIMFONI INOVASI - PART 02

SIMFONI INOVASI  - PART 02 KK: Di kampus, ketika saya menjabat rektor ITB, upaya ke arah

Memahami Pertumbuhan Ekonomi yang Didorong Inovasi

Pada 13 Oktober 2025, Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia mengumumkan para pemenang Hadiah Nobe

Cara Negeri Israel Membangun Ekosistem Inovasi

Pentingnya membangun ekosistem inovasi Indonesia yang “sehat” dan efektif sebenarnya tel

Model Ekosistem Inovasi Lembah Silikon (Silicon Valley)

Membahas soal ekosistem inovasi, banyak orang menengok ke "biang" ekosistem inovasi d