Inovasi Indonesia Ini Bernama IKN
Kebanyakan kita akan sepakat bahwa prakarsa pemindahan ibukota kita ke IKN Nusantara adalah prakarsa raksasa; yang mahal, yang berisiko tinggi, dan yang penuh dengan ketidak-pastian. Namun jika IKN berhasil terlaksana nantinya, diyakini ini akan menjadi suatu “game changer”, atau “landmark”, yang sangat penting dalam perjalanan Indonesia ke depan.
Sepertinya belum banyak yang menyadari, bahwa selain memindahkan ibukota, IKN adalah juga suatu prakarsa/proposisi inovasi berskala nasional; yang tidak saja diharapkan akan menjelma sebagai suatu karya besar inovasi, namun juga menjadi lahan (istilah kerennya ekosistem) inovasi yang subur, dan penuh dengan berbagai kemungkinan dan prospek pengembangan kita ke depan.
Jika kita mendefinisikan inovasi sebagai “penciptaan dan penguasaan nilai tambah baru dengan cara-cara yang baru” maka pembangunan IKN berpotensi untuk diarahkan menjadi lahan/ekosistem subur bagi kegiatan inovasi: menghasilkan, menciptakan, dan menguasai berbagai nilai tambah baru, dengan cara yang baru; bahkan cara yang sama sekali baru yang tak terbayangkan bisa terjadi di dalam ekosistem riset dan inovasi kita yang ada saat ini.
Pada diskusi webinar Global Innovation Management Institute (GIMI) dua tahun yang lalu mengenai “Living Tomorrow”, Dr. Hitendra Patel mewacanakan perlunya mempersiapkan diri menyongsong datangnya era Innovation 4.0.; dan dikatakannya bahwa gagasan-gagasan dari “Living Tomorrow” sangat selaras dengan Innovation 4.0. Silakan KLIK di sini, bila tertarik untuk bisa membayangkan dan barangkali ikut membangun kehidupan masa depan kita di IKN Nusantara.
Misalkan saja, IKN telah diwacanakan akan menjadi ibukota negara dengan emisi karbon nol. Sulit bagi kita membayangkan, bagaimana kita bisa melakukan hal ini di Jakarta, ibukota kita yang sekarang? Demikian juga, bila kita memimpikan pemerintahan negara yang tidak birokratis, yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); maka dengan mencabut ibukota kita yang sekarang dari lilitan benang kusut birokrasi dan KKN; lalu memindahkannya ke lahan “perawan” bisa menjadi solusi? Seorang pakar pengembangan kota berargumen bahwa salah satu alasan utama pemindahan ibukota kita ke IKN, adalah demi pemerataan ekonomi bangsa yang pada gilirannya akan berdampak pada mobilisasi dan pemerataan persebaran penduduk, khususnya dari pulau Jawa, yang bebannya secara ekonomi, secara sosial, dan secara ekologis sudah terlampau berat dan bisa membahayakan masa depan kita semua. Namun, ini tidak berarti bahwa pemindahan ibukota ke IKN akan berjalan mudah tanpa hambatan dan tentangan. Bahkan ada tokoh lainnya yang malah mengatakan bahwa makan siang gratis bagi bagi anak-anak kita pada usia sekolah lebih prioritas ketimbang pemindahan ibukota ke IKN. Ini hanyalah satu contoh kecil saja, dari ribuan kendala dan tentangan yang harus diantisipasikan.
Terkait dengan sektor-sektor strategis untuk kita berinovasi sebagaimana selalu kita update di Agenda Riset Nasional (ARN) kita; adanya IKN bisa dijadikan sebagai wahana baru untuk membuat lompatan-lompatan atau sasaran-sasaran besar dalam berinovasi yang tidak terbayangkan oleh kita sebelumnya. Misalnya saja dalam program “food estate” di Kalimantan dalam rangka membangun ketahanan pangan nasional, namun kemudian malah menjadi menjadi pergunjingan politik baru-baru ini. Barangkali ceritanya akan menjadi lain jika saat itu IKN telah ada di sana; sebagai pusat pemerintahan dan pusat riset dan inovasi nasional. Demikian juga dengan prakarsa inovasi di bidang energi, menuju energi hijau dan terbarukan; dimana pemerintah telah menetapkan bahwa pasok energi bagi IKN diwajibkan sepenuhnya harus hijau dan harus terbarukan. Baru-baru ini Indonesia menerima proposal kerjasama dari negeri tetangga IKN, yaitu Brunei Darussalam. Pemerintah Brunei menawarkan kerjasama investasi untuk membangun jalur kereta super cepat yang menghubungkan Brunei Darussalam dan Balikpapan melintasi tiga negara termasuk Malaysia. Sebuah peluang kerjasama inovasi antar negara yang barangkali tak akan pernah terbayangkan tanpa adanya IKN.
Dengan adanya prakarsa IKN, dapat kita bayangkan bahwa berbagai peluang membuat inovasi terobosan juga akan terbuka di sektor-sektor ARN lainnya; baik dalam teknologi informasi / digital, inovasi pertahanan dan keamanan, inovasi dalam pengembangan material maju baik yang bersumber dari kekayaan sumber daya alam maupun sumber saya mineral pertambangan di Kalimantan yang luar biasa, juga di sektor kesehatan, maupun inovasi berlandaskan kekayaan sosial budaya Indonesia; yang memang merupakan salah satu alasan dasar dari prakarsa IKN Nusantara.
Dalam hubungan inilah, BIC menetapkan IKN sebagai tema pemilihan “116 Inovasi Indonesia-2024”; karena rencananya, IKN Nusantara akan resmi menjadi ibukota Indonesia yang baru pada tahun yang sama. Diharapkan, para inovator Indonesia akan juga lebih terpacu mengajukan gagasan-gagasan inovasi mereka, khususnya yang bersifat inovasi terobosan; sama halnya dengan hakekat IKN sebagai suatu prakarsa terobosan inovasi bangsa. Adalah juga sebuah kebetulan, bahwa istana IKN akan diresmikan pada saat peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 2024, sekaligus menjadi terbitan tahunan “100+ Inovasi Indonesia” yang ke 17 juga.
Salam inovasi!
Catatan:
Beberapa artikel/tulisan yang terkait IKN sebagai prakarsa inovasi nasional:
- IKN: Lokomotif Menuju Indonesia Berbasis Inovasi dan Ekonomi Hijau.
https://infopublik.id/kategori/nasional-ekonomi-bisnis/598306/ikn-lokomotif-menuju-indonesia-berbasis-inovasi-dan-teknologi-ekonomi-hijau - Kembangkan Berbagai Inovasi, IKN Nusantara Siap Jadi Acuan Kota Masa Depan,
https://www.ui.ac.id/kembangkan-berbagai-inovasi-ikn-nusantara-siap-jadi-acuan-kota-masa-depan/ - Otorita IKN kembangkan pusat riset dan inovasi di Nusantara,
https://www.antaranews.com/berita/3794094/otorita-ikn-kembangkan-pusat-riset-dan-inovasi-di-nusantara - Otorita IKN berkolaborasi dengan BRIN,
https://www.antaranews.com/berita/3793710/oikn-berkolaborasi-dengan-brin - Innovation 4.0
https://ceopedia.org/index.php/Innovation_4.0