• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Si Kembar Melawan Cacingan

DIGITAL TWIN UNTUK PLATFORM PENANGANAN HELMINTHIASIS PADA DOMBA DI INDONESIA

Deskripsi Singkat


Diagnosis masalah anemia pada hewan akibat helminthiasis (cacingansaat ini dilakukan melalui kombinasi dua pemeriksaan, yaitu membandingkan warna mukosa mata hewan dengan FAMACHA chart, dan melakukan perhitungan telur cacing per gram (EPG) di laboratorium. Masalahnya, pemeriksaan FAMACHA bersifat subjektif, sedangkan EPG memerlukan keahlian khusus, dan waktu lama, sehingga biayanya menjadi mahal. 

Inovasi ini mengembangkan metoda deteksi
helminthiasis dengan platform  digital twin, yang diaplikasikan untuk kesehatan hewan. Hambatan terbesar pada aspek akuisisi data telah berhasil ditanggulangi dengan perangkat yang dikembangkan khusus untuk diagnosis helminthiasis dan dinamai Master Smart Scan (MSS 4.0). Perangkat ini mengukur dan mengkuantifikasi tingkat kepucatan mukosa conjunctiva serta kadar SpO2 dengan menggunakan sensor warna TCS34725; yang dihubungkan dengan hasil EPG yang diproses otomatis melalui deep learning dengan algoritma YOLO.

Diharapkan, inovasi ini nantinya dapat menawarkan metoda 
diagnosa helminthiasis pada hewan (ternak) yang lebih efisien dan murah, lebih cepat, serta dapat dilakukan secara massal; sehingga penanggulangan masalah helminthiasis pada ternak ke depan akan menjadi lebih efektif. 
 

The Twins to Fight Worms

 

Short Description


Diagnosis of anemia in animals due to worms (helminthiasis) is currently done through a combination of two examinations, namely comparing the color of the animal's eye mucosa with the FAMACHA chart, and calculating worm eggs per gram (EPG) in the laboratory. The problem is, the FAMACHA examination is subjective, while the EPG requires special expertise and takes a long time, so the cost becomes expensive. This innovation develops a helminthiasis detection method using a digital twin platform. The obstacles in data acquisition has been successfully overcome with a device developed specifically for helminthiasis diagnosis, namely Master Smart Scan (MSS 4.0).This device measures and quantifies the paleness of the conjunctival mucosa as well as SpO2 levels using the TCS34725 color sensor; which is connected to the EPG results which are processed automatically through deep learning with the YOLO algorithm. This innovation is expected to offer a method of diagnosing helminthiasis in animals (livestock), that is more efficient, affordable, faster, and can be carried out on a mass scale; so that the problem of helminthiasis in livestock in the future will be more effective.

Perspektif

Sudah saatnya masalah penyakit pada ternak dikelola dengan pertimbangan keekonomian: efektif, cepat, massal dan efisien. Untuk itu teknologi digital, imaging, dan otomasi menjadi relevan untuk dikembangkan   

Keunggulan Inovasi:

  • Aplikasi digital twin sebagai platform pertama yang dikembangkan untuk penanganan helminthiasis pada domba,
     
  • Platform ini diintegrasikan dengan penggunaan sensor untuk mengakuisisi data klinis domba, serta artificial intelligence (AI) berbasis image detection untuk otomatisasi diagnosa, 
     
  • Data yang dihimpun dari akuisisi data klinis dapat digunakan untuk memprediksi status penyakit helminthiasis pada skala individu domba maupun skala peternakan, sehingga dapat meningkatkan kinerja budidaya domba secara optimal.

Potensi Aplikasi:

Inovasi ini berpotensi sebagai solusi terobosan dalam pengendalian helminthiasis, khususnya bagi peternak budidaya ruminansia kecil seperti domba dan kambing. Helminthiasis saat ini merupakan penyakit yang terabaikan, karena umumnya tidak bergejala dan bersifat kronis sehingga kurang disadari para peternak adanya risiko kerugiannya yang bersifat laten, dengan taksiran kerugian karena penurunan produksi daging sekitar 7-10 milyar per tahun.

Selain itu, inovasi ini berpotensi dikembangkan untuk mendukung pola dan sistem budidaya ternak yang optimal, termasuk untuk pemuliaan ternak; karena dapat dimanfaatkan untuk mengelompokkan ternak dengan sifat resistensi dan resiliensi tinggi, yang merupakan syarat calon indukan ternak.  Lebih lanjut, dengan pola yang sama, platform ini juga berpotensi dikembangkan untuk mendukung budidaya sapi, ikan, unggas, maupun peternakan dan perikanan lainnya.

Innovator:

Tim Inovasi

ISI

Institusi

ISI

Alamat

ISI

Status Paten

Telah Terdaftar

Kesiapan Inovasi

*** Telah Dikomersialkan

Kerjasama bisnis

*** Terbuka

Peringkat Inovasi

*** Paling Prospektif


File

Tidak ada


Video

Tidak ada


Perkembangan Inovasi