• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Sekilat Sekuat Selembut Sutera

PRODUK SERAT SUTRA UNGGUL NON MURBEI SAMIA CYNTHIA RICINI MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI DEGUMMING

Deskripsi Singkat


Pembudidayaan ulat sutra non-murbei (Samia cynthia ricini) memberi harapan untuk menghasilkan serat sutra yang dapat menggantikan serat sutra Bombyx mori yang kini adalah sumber serat sutra utama dunia. Namun serat sutra S. ricini umumnya berserat pendek dan tidak berkilau, sehingga belum dapat menghasilkan kain sutra dengan tekstur yang halus dan berkilau. Salah satu upaya memperbaiki kualitas serat sutra adalah melalui teknik degumming, untuk menghasilkan serat sutra yang lebih panjang dan lebih berkilau, karena hilangnya lapisan sericin atau gum dari benang sutra.

inovasi ini mengembangkan metode degumming yang optimal secara fisik dan kimia, melalui pendekatan Response Surface Methodology (RSM). RSM dapat memprediksi respon dengan menentukan nilai variabel bebas, untuk dapat menghasilkan kualitas serat yang optimal. Proses degumming dengan RSM ini menghasilkan formulasi optimum pada suhu 67,7 °C, waktu proses  27 menit, menggunakan pelarut  Na2CO3 dengan konsentrasi 0,053 N; sehingga menghasilkan serat sutra dengan kualitas setara serat sutra Bombyx mori.

 

Shiny Silky as Strong as Silk

 

Short Description


Cultivation of non-mulberry silkworms (Samia cynthia ricini) gives hope of producing an alternative silk fiber to substitute Bombyx mori's silk fiber which is the world's main source of silk fiber. However, the S. ricini silk fibers are generally short and have no glitter, so it cannot produce silk fabrics with a smooth and shiny texture. One effort to improve the quality of silk fiber is through the degumming technique, to produce longer silk fibers and glossier, due to the loss of sericin or gum layer from the silk fiber. This innovation develops a degumming method that is physically and chemically optimal, through the Response Surface Methodology (RSM) approach. RSM is used to predict the response by determining the value of the independent variable, which can produce optimal silk fiber quality. The degumming process with RSM has successfully produced S. ricini silk fiber with a quality equivalent to Bombyx mori silk fiber.

Perspektif

Melalui upaya inovasi terus menerus, tidak mustahil Indonesia akan dapat mengubah statusnya; dari pengimpor "berat" benang sutra, menjadi pengekspor produk sutra  "hebat" kelas dunia.   

Keunggulan Inovasi:

  • Serat sutra S. ricini hasil optimasi memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari serat sutra S. ricini sebelum diproses, bahkan telah setara dengan kualitas serat sutra Bombyx mori,
     
  • Kekuatan tarik serat S. ricini hasil optimasi 739,19 MPa, telah setara dengan serat B. mori pada 740 MPa; dan memiliki kilau serat 6,17 GU, mendekati kilau serat B. mori pada 6,55 GU,
     
  • Serat sutra S. ricini hasil optimasi telah dapat dipintal seperti menggunakan serat sutra B. mori, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan daya saingnya.
     
  • Optimasi proses serat sutra S. ricini  masih berpotensi dikembangkan lebih lanjut, agar dapat sepenuhnya menjadi alternatif dalam pemenuhan kebutuhan serat sutra di Indonesia. 

Potensi Aplikasi:

Produksi serat sutra di Indonesia saat ini hanya berkisar antara 12 - 13 ton setahun, sedangkan permintaannya mencapai 500 - 800. Dengan demikian, inovasi serat sutra non-murbei Samia cynthia ricini ini berpotensi luas untuk dapat menggantikan produk serat sutra impor, yang saat ini semakin sulit dan semakin mahal, karena berkembangnya aplikasi serat sutera sebagai biomaterial bernilai tinggi.  Dengan demikian, inovasi ini masih berpotensi dikembangkan juga menuju industri hilirnya; termasuk industri benang sutra, kain sutra, serta produk-produk turunan serat sutra sebagai biomaterial. 

Innovator:

Tim Inovasi

ISI

Institusi

ISI

Alamat

ISI

Status Paten

Belum Didaftarkan

Kesiapan Inovasi

* Prototype

Kerjasama bisnis

* Terbatas

Peringkat Inovasi

* Prospektif


File

Tidak ada


Video

Tidak ada


Perkembangan Inovasi