• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Rekayasa Mengubah Sang Gajah

PENINGKATAN KUALITAS DAN MUTU RUMPUT GAJAH MELALUI PEMULIAAN IN VITRO

Deskripsi Singkat


Rendahnya produksi ternak ruminansia terjadi karena keterbatasan pakan yang berkualitas, dimana 70-80 % adalah pakan hijauan yang berkontribusi pada 10 sampai 15% peningkatan berat badan ternak potong per hari. Sebagian besar peternak di Indonesia berskala kecil dan terkonsenterasi di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, dengan padang rumput yang terbatas.  

Inovasi ini mengembangkan varietas unggul baru rumput gajah (Pennisetum purpureum) untuk pakan ternak ruminansia melalui pemuliaan in-vitro iradiasi sinar Gamma, untuk menginduksi terjadinya mutasi pada sel embriogenik Rumput Gajah, dan dilanjutkan dengan seleksi in -vitro populasi sel mutan yang terbentuk. Sebagai hasilnya, diperoleh varietas rumput gajah yang adaptif di lahan kering,  produktivitas mencapai 319 ton/ha/th, peningkatan sebesar 23,65% dari tanaman asal. Mutu gizinya meningkat dua kali lipat, ditunjukkan dari kandungan protein yang mencapai 22,38%, padahal protein tanaman asal hanyalah 13,75%.

 

Re-Engineering the Elephant

 

Short Description


The low production of ruminants occurs due to limited quality feed, where 70-80% is forage which contributes up to a 15% increase in body weight of beef cattle per day. Most of the farmers in Indonesia are small-scale and concentrated in Java, Bali, and Nusa Tenggara, with limited pasture. This innovation developed a superior variety of elephant grass (Pennisetum purpureum) for ruminant animal feed through in-vitro breeding of Gamma-ray irradiation, to induce mutations in Elephant Grass embryogenic cells, and continued with the in-vitro selection of the mutant cell populations. As a result, elephant grass varieties suitable for dry land were obtained, productivity reached 319 tonnes/ha/year, an increase of 23.65% from the original plant. The nutritional quality has also doubled, as indicated by the protein content which reached 22.38%, whereas the original plant protein was only 13.75%.

Perspektif

Indonesia seharusnya bisa berswasembada memenuhi kebutuhan daging ternak ruminansia, seandainya kecukupan pasok pakan hijauan ternak ini terpecahkan.    

Keunggulan Inovasi:

  • Metode regenerasi sel melalui proses embriogenesis somatik menghasilkan perubahan genetik yang terekspresi pada seluruh tanaman dan diturunkan pada progeninya,
  • Varietas rumput gajah yang dihasilkan adaptif terhadap lahan kering, sehingga cocok ditanam di lahan marjinal,
  • Produktivitas tinggi: 319 ton/ha/th, peningkatan 23,65% dari tanaman asal,
  • Kandungan protein mencapai 22,38% mendekati hijauan golongan leguminose.
  • Teknologi yang digunakan lebih cepat, lebih efisien, dan lebih ekonomis  dibandingkan metode pemuliaan rumput gajah yang dipakai sebelumnya. 

Potensi Aplikasi:

Inovasi ini berpotensi diterapkan untuk meningkatkan produktivitas rumput gajah sebagai sumber hijauan utama pakan ternak ruminansia hampir di seluruh Indonesia. Pengembangan ataupun diseminasi inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan ketersediaan hijauan pakan ternak sepanjang tahun, baik dari segi jumlah maupun mutunya. Lebih lanjut, hal ini diharapkan dapat menekan biaya produksi usaha ternak, dimana 70-80% komponen biaya adalah untuk pembelian pakan.
 

Innovator:

Tim Inovasi

ISI

Institusi

ISI

Alamat

ISI

Status Paten

Belum Didaftarkan

Kesiapan Inovasi

* Prototype

Kerjasama bisnis

* Terbatas

Peringkat Inovasi

* Prospektif


File

Tidak ada


Video

Tidak ada


Perkembangan Inovasi