• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Nano Sang Penyelamat Kerapu

Inovasi Nanovaksin untuk Pengendalian Virus-RNA pada Komoditas Ikan Kerapu

Deskripsi Singkat


Permasalahan umum yang dihadapi pembudidaya ikan adalah rendahnya tingkat kelulus-hidupan ikan budidaya karena berbagai penyakit akibat serangan bakteri, parasit, maupun virus; yang menyebabkan menurunnya produksi ikan budidaya. Kementerian Kelautan dan Perikanan, misalnya melaporkan penurunan produksi ikan kerapu budidaya per triwulan, yang di tahun 2022 hanya mencapai 2.995 ton, sedangkan pada triwulan yang sama di tahun 2021 produksinya mencapai  3.291 ton.

Inovasi ini mengembangkan nanovaksin untuk pengendalian virus RNA pada budidaya Ikan Kerapu, untuk meningkatkan ketahanan ikan kerapu terhadap penyakit virulogik akibat virus RNA, yang sering mengakibatkan kerugian yang signifikan di sektor budidaya ikan kerapu. Inovasi ini memanfaatkan rekombinan protein Chlorella vulgaris diformulasikan dengan nanopartikel perak (AgNPs), dan menghasilkan vaksin dengan kemampuan superior dalam memicu respons imun spesifik yang kuat dan tahan lama pada ikan kerapu. Nanopartikel perak berfungsi sebagai adjuvan untuk meningkatkan stabilitas dan efikasi antigen, untuk pengantaran yang lebih efektif ke sel target. Pemakaian vaksin ini dapat mengurangi pemakaian antibiotik, untuk mengatasi resistensi pada antimikroba, selain juga dapat menjaga kualitas lingkungan perairan.

Dengan mengintegrasikan bioteknologi dan nanoteknologi, inovasi ini diharapkan dapat mendukung keberlanjutan dan produktivitas budidaya ikan kerapu, dan memberikan solusi yang lebih ramah lingkungan dalam upaya pengendalian penyakit ikan.

Nano the Grouper Savior

 

Short Description


A common problem faced by fish farmers is the low survival rate of farmed fish due to diseases caused by bacteria, parasites, and viruses; which causes a decrease in fish production. This innovation develops a nanovaccine to control RNA viruses in Grouper fish farming, to increase the resistance of grouper fish to virulogic diseases caused by RNA viruses. This innovation utilizes recombinant Chlorella vulgaris protein formulated with silver nanoparticles (AgNPs), to produce a vaccine with superior ability to trigger a strong and long-lasting specific immune response in grouper fish. Silver nanoparticles function as an adjuvant to increase the stability and efficacy of antigens. This vaccine can also help to reduce the use of antibiotics, to avoid resistance to antimicrobials, in addition to maintaining the quality of the aquatic environment. By integrating biotechnology and nanotechnology, this innovation is expected to support the sustainability and productivity of grouper fish farming, and provide a more environmentally friendly solution in efforts to control fish diseases.

Perspektif

Harapannya, pemakaian obat antibiotika yang tak terkendali pada budidaya ikan, yang disinyalir mulai mengancam kehidupan manusia, ikan, maupun ekosistem lingkungan; pada akhirnya dapat diakhiri.    

Keunggulan Inovasi:

  • Nanovaksin telah teruji lebih unggul, karena dirancang khusus untuk mengendalikan infeksi virus RNA pada ikan kerapu,
     
  • Penggunaan bahan rekombinan protein Chlorella vulgaris yang dikombinasikan dengan nanopartikel hibrid chitosan-perak (C-AgNPs) teruji meningkatkan respon imun spesifik ikan kerapu,
     
  • Selain melindungi ikan kerapu dari serangan virus RNA, inovasi ini juga berguna dalam mengurangi dampak negatif penggunaan antibiotik dalam budidaya perikanan, yang terbukti menimbulkan resistensi bakteri,
     
  • Didukung oleh teknologi dengan memiliki basis ilmiah yang kuat yang belum banyak dimiliki oleh teknologi vaksin lainnya, 
     
  • Ikut mendukung penerimaan produk perikanan Indonesia di pasar global, karena dapat mengurangi pemakaian antibiotik dalam budidaya perikanan; menuju praktek budidaya perikanan yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

Potensi Aplikasi:

Selain aplikasi langsung dalam budidaya ikan kerapu, nanovaksin ini berpotensi dikembangkan lebih lanjut untuk berbagai spesies ikan budidaya lainnya yang juga rentan terhadap infeksi virus-RNA, seperti ikan nila, ikan bandeng, udang, maupun akuakultur lainnya.

Selain itu, inovasi ini juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung program pengelolaan kesehatan ikan berkelanjutan, mengurangi ketergantungan pada pemakaian antibiotik, serta mempromosikan budidaya ikan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, inovasi ini cukup berpeluang untuk dijadikan sebagai standar baru dalam pengendalian penyakit ikan secara global; dan ikut mendukung upaya meningkatkan ketahanan pangan serta kesejahteraan ekonomi masyarakat dunia.

Innovator:

Tim Inovasi

ISI

Institusi

ISI

Alamat

ISI

Status Paten

Dalam Proses Pengajuan

Kesiapan Inovasi

** Siap Dikomersialkan

Kerjasama bisnis

** Luas

Peringkat Inovasi

** Sangat Prospektif


File

Tidak ada


Video

Tidak ada


Perkembangan Inovasi