Lestarikan Dahulu, Budidayakan Kemudian
INKUBATOR PEMELIHARAAN KEPITING KENARI
Deskripsi Singkat
Kepiting kenari atau kepiting kelapa (Birgus latro) merupakan artropoda darat terbesar di dunia. Akibat kegiatan penangkapan yang berlebihan dan perubahan habitatnya, biota ini populasinya mengalami penurunan di berbagai habitatnya. Upaya konservasi kepiting kenari sebagai biota yang dilindungi belum secara efektif dilakukan.
Inovasi ini mengembangkan alat pemeliharaan kepiting kenari berupa kotak berventilasi, dilengkapi persediaan air laut dan air tawar, tempat makan, dan tempat persembunyian. Ternyata kepiting kenari dapat beradaptasi pada kondisi lingkungan bak pemeliharaan yang terbatas, dan makan dengan pakan buatan/pelet. Dari uji coba aplikasi yang dilakukan, dihasilkan survival rate yang cukup tinggi yaitu antara 60 - 100 %. Selain untuk upaya konservasi, inovasi ini dapat dikembangkan untuk keperluan budidaya kepiting kenari.
Conserve First, Cultivate Later
Short Description
The coconut crab (Birgus latro) is the largest land arthropod in the world. Due to overhunting and habitat changes, the population of this biota has decreased in various habitats. Efforts to conserve walnut crabs as a protected biota have not been effectively implemented. This innovation develops an incubator for walnut crabs in the form of a ventilated box, equipped with a supply of sea and fresh water, a place to eat and to hide. It turns out that coconut crabs can adapt well to the incubation tub, and eat with artificial feed/pellets. The resulting survival rate is quite good, between 60 - 100%. In addition to conservation efforts, this innovation can be developed for the cultivation of coconut crabs.
Perspektif
Keberhasilan dalam mengembangkan habitat buatan untuk tujuan konservasi, bisa menjadi peluang untuk mengembangkan budidaya kepiting kenari, yang diperkirakan nilainya akan semakin tinggi, saat ketersediaan kepiting kenari di alam terus menurun.
Keunggulan Inovasi:
- Komponen-komponen yang ada pada inkubator cukup berhasil dibuat mirip dengan habitat aslinya,
- Kepiting kenari dapat beradaptasi dengan pada kondisi lingkungan bak pemeliharaan yang terbatas, terbukti dari survival rate yang tinggi antara 60-100%,
- Pakan kepiting kenari dapat menggunakan pakan buatan/pelet
- Ukuran bak pemeliharaan dapat disesuaikan dengan ukuran kepiting kenari yang dipelihara.
Potensi Aplikasi:
Inovasi ini dapat diaplikasikan sebagai inkubator kepiting kenari dalam upaya dan program konservasi kepiting kenari sebagai biota yang dilindungi. Dengan keberhasilannya memindahkan habitat (inkubator) kepiting kenari ini dari alam. Keberhasilan dalam mengganti pakan alam Kepiting Kenari ke pakan / pelet buatan pabrik, membuka peluang untuk menerapkan inovasi ini, dari upaya konservasi menjadi upaya komersial.
Innovator:
Tim Inovasi
1 Prof. Dr .Ir. Sulistiono, M.Sc
2 Prof. Dr. Ir. Ridwan
3 Supyan, S.Pi, M.Si
Institusi
IPB
Alamat
IPB m
Status Paten
Dalam Proses Pengajuan
Kesiapan Inovasi
** Siap Dikomersialkan
Kerjasama bisnis
** Luas
Peringkat Inovasi
** Sangat Prospektif
File
Tidak ada
Video
Tidak ada