• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Kolaborasi Cendawan dan Bakteri Melawan Hama

Metasilus Mematikan Hama Aman Bagi Manusia

Deskripsi Singkat


Serangan hama ulat grayak jagung (Spodoptera frugiperda JE Smith) sangat merusak karena dapat menghancurkan lebih dari 85% areal pertanaman jagung. Serangan hama yang masuk ke Sumatra Utara dan Sumatra Barat pada tahun 2019 telah dengan cepat menyebar kerusakan areal pertanaman jagung di Sumatra dan Jawa setahun kemudian. 
Pengendalian dengan menggunakan insektisida kimia kurang berhasil untuk membunuh larva yang menggerek titik tumbuh tanaman.

Inovasi yang dinamai Metasilus ini  mengembangkan bioinsektisida dari cendawan  Metarhizium anisopliae dan bakteri Bacillus thuringiensis, dengan inokulan yang dikoleksi dari larva kumbang tanduk Oryctes yang banyak terdapat di kotoran sapi.

Dalam uji lapangan, penyemprotan bioinsektisida Metasilus ke tanaman jagung yang baru berumur 15 hari, lalu diulangi 10 hari kemudian; terbukti efektif mematikan larva hama ulat grayak pada tanaman jagung saat di fase instar 3;  sehingga tanaman jagung selanjutnya dapat terselamatkan sampai masa panen.

Fungi and Bacteria Collaborates Against Pests

 

Short Description


The corn armyworm pest (Spodoptera frugiperda JE Smith) is very damaging because it can destroy more than 85% of the corn planting area. Pest control efforts by using chemical insecticides has been less successful in killing the larvae that bore into plant growth points. This innovation, namely Metasilus, develops bioinsecticides from the fungus Metarhizium anisopliae and the bacteria Bacillus thuringiensis, with inoculants collected from Oryctes horn beetle larvae which are abundant in cow dung. In field tests, spraying the bioinsecticide Metasilus on 15 days old corn plants, then repeated 10 days later; proved effective in killing armyworm pest larvae on corn plants at the 3rd instar phase; so that the corn crop can further grow until its harvest time.

Perspektif

Perang biologis menggunakan bakteri, dan jamur dengan tujuan membunuh manusia; di sini justru dimanfaatkan untuk tujuan damai; yaitu menyelamatkan jagung dan manusia yang menanamnya. 

Keunggulan Inovasi:

  • Bioinsektisida Metasilus memiliki retensi lebih lama karena tidak mudah rusak akibat radiasi dan panas matahari maupun kelembaban,  
     
  • Bioinsektisida Metasilus tidak berisiko meracuni para petani pemakainya, maupun meracuni pohon dan buah jagung, 
     
  • Pemakaian bioinsektisida Metasilus dalam jangka panjang tidak menyebabkan mutasi hama menjadi hama yang lebih berbahaya,
     
  • Bila diperlukan, penggunaan bioinsektisida Metasilus dapat dicampur dengan insektisida kimia untuk mengurangi dosisnya. 

Potensi Aplikasi:

Inovasi bioinsektisida Metasilus telah teruji efektif untuk mencegah kerusakan pada tanaman jagung akibat serangan hama ulat grayak pada tanaman jagung, khususnya untuk membunuh larva ulat grayak pada fase instar 1 sampai 3. Karena cendawan Metarhizium anisopliae dan bakteri Bacillus thuringiensis yang digunakan bioinsektisida Metasilus  adalah mikroorganisme polifag, maka bioinsektisida Metasilus juga berpotensi untuk digunakan dalam mengendalikan hama pada tanaman pangan lainnya seperti padi, kedelai, sorgum, maupun tanaman hortikultura seperti kacang panjang, mentimun, cabai, dan tomat.  Inovasi ini juga berpotensi dikembangkan untuk berbagai tanaman perkebunan seperti kopi dan kakao, mengingat  semakin ketatnya persyaratan ekspor untuk biji kopi dan kakao yang bebas pestisida kimia.

Innovator:

Tim Inovasi

ISI

Institusi

ISI

Alamat

ISI

Status Paten

Belum Didaftarkan

Kesiapan Inovasi

* Prototype

Kerjasama bisnis

* Terbatas

Peringkat Inovasi

* Prospektif


File

Tidak ada


Video

Tidak ada


Perkembangan Inovasi