• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Kedelai Siap Perubahan Iklim Global

KEDELAI VARIETAS KEMUNING 1 DAN KEMUNING 2 BERBIJI BESAR POTENSI HASIL TINGGI (>3.5 T/HA) TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN UNTUK ANTISIPASI PERUBAHAN KLIMAT

Deskripsi Singkat


Kedelai (Glycine max Merr.) merupakan salah satu tanaman komoditas yang paling sensitif terhadap perubahan iklim. Dampak perubahan iklim ekstrim berupa kekeringan menempati urutan pertama penyebab gagal panen, atau setidaknya berdampak pada penurunan produksi. Ancaman perubahan iklim diperkirakan akan semakin serius di masa depan. 

Untuk itu, inovasi ini melakukan pemuliaan tanaman kedelai dengan teknik mutasi, dengan iradiasi gamma Cobalt 60. Inovasi ini menghasilkan dua varietas ungggul kedelai yang toleran terhadap kekeringan. Selain toleransi terhadap cekaman kekeringan, kedua varietas ini mempunyai produktivitas tinggi dengan potensi hasil lebih dari 3,5 ton/ha, berbiji besar dengan berat 19 – 23 gram/100 butir, setara ukuran biji kedelai impor.  Kandungan protein nya 39,40 % dan lemaknya 15.85 %, lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai impor. Kedua varietas ini teruji tahan terhadap cekaman hama penyakit utama kedelai.
 

The Global Climate Change Ready Soya

 

Short Description


Soybean (Glycine max Merr.) Is one of the most sensitive crops to climate change. The impact of extreme climate change could cause harvest failure, or at least has an impact on decreasing production. The threat of climate change is expected to become more serious in the future. This innovation is about soybean breeding by using mutation techniques with Cobalt 60 gamma irradiation. This innovation produces two drought-tolerant varieties of soybean. In addition to tolerance to drought stress, these two varieties have high productivity with a potential yield of more than 3.5 tonnes/ha, large seeds weighing 19-23 grams / 100 grains, equivalent to the size of imported soybeans. Its protein content is 39.40% and fat is 15.85%, higher than imported soybeans. Both of these soybean varieties were proven to be resistant to the main pest and disease stress.

Perspektif

Mengantisipasikan datangnya ancaman perubahan maupun kekacauan iklim global; kita perlu segera mengembangkan tanaman-tanaman yang tahan banting terhadap bahaya kekeringan maupun kebanjiran; khususnya tanaman-tanaman pangan.    

Keunggulan Inovasi:

  • Toleran terhadap kekeringan, agak tahan terhadap penyakit karat daun, dan tahan terhadap hama penghisap polong, 
  • Varietas kedelai ini menghasilkan biji besar setara ukuran biji kedelai impor, 
  • Diterima di Rumah Tempe Indonesia di Bogor untuk menggantikan biji kedelai impor yang biasa dipakai,
  • Produktivitas panen yang tinggi mencapai 3.52  ton per hektar, 
  • Umur panen yang pendek 78 - 80 hari, tahan rebah, dan tahan pecah polong, 
  • Kandungan Protein yang tinggi, mencapai 39.40 persen































 

Potensi Aplikasi:

Selain sebagai antisipasi nasional terhadap perubahan iklim global, inovasi kedelai  yang toleran terhadap kekeringan ini dapat digunakan di seluruh indonesia terutama di lahan-lahan kering, atau kawasan yang sering terancam kekeringan. Selain itu varietas kedelai bisa juga diuji-cobakan untuk di tanam di lahan-lahan tandus, yang selama ini kurang produktif atau belum dimanfaatkan petani sebagai lahan pertanian. 

Innovator:

Tim Inovasi

ISI

Institusi

ISI

Alamat

ISI

Status Paten

Telah Terdaftar

Kesiapan Inovasi

*** Telah Dikomersialkan

Kerjasama bisnis

*** Terbuka

Peringkat Inovasi

*** Paling Prospektif


File

Tidak ada


Video

Tidak ada


Perkembangan Inovasi