• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Cegah Tangkal DBD secara Digital

Aplikasi Siaga DBD untuk Surveillans Demam Berdarah Dengue

Deskripsi Singkat


Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat di Indonesia, dengan ribuan kasus tercatat setiap tahunnya. Ada dua strategi utama untuk pengendalian DBD yang disarankan WHO; yaitu surveilans secara entomologis untuk memantau populasi dan perilaku nyamuk; serta surveilans epidemiologis untuk membantu pendeteksian epidemi secara dini. Mekanisme pelaporan kasus epidemi yang birokratis dan berbasis kertas saat ini dinilai tidak lagi dapat diandalkan sebagai sarana pelaporan dini.

Inovasi ini mengembangkan aplikasi Siaga DBD, sebuah platform berbasis web yang memungkinkan surveilans DBD dilakukan secara real-time dan langsung dari real-place. Aplikasi ini menyediakan kemudahan bagi masyarakat agar mau secara pro-aktif melaporkan kondisi lingkungan mereka terkait ancaman DBD, sehingga memungkinkan petugas kesehatan melacak kasus dan risiko lingkungannya dengan cepat. Aplikasi Siaga DBD mampu mengumpulkan data secara efisien dan ringan, karena dapat digunakan tanpa instalasi. Dari hasil uji coba, aplikasi ini terbukti mampu memberikan berbagai data epidemiologi terpenting, sehingga puskesmas dapat bertindak dalam waktu 1x24 jam. Aplikasi Siaga DBD juga mendukung berbagai aplikasi surveilans nasional seperti SILANTOR dan SIARVI yang juga membutuhkan sumber data yang handal dan responsif. 
 

Prevent Dengue Fever Digitally

 

Short Description


Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still a public health threat in Indonesia, with thousands of cases recorded each year. There are two main strategies for controlling DHF recommended by WHO; namely entomological surveillance to monitor mosquito populations and behavior; and epidemiological surveillance to help detect epidemics early. The prevailing paper-based epidemic case reporting mechanism is considered no longer reliable as a means of early reporting. This innovation develops the DHF Alert application, a web-based platform that allows DHF surveillance to be carried out in real-time and directly from the real-place. This application provides convenience for the community to be proactive in reporting the condition of their environment related to the threat of DHF, allowing health workers to track cases and environmental risks quickly. The DHF Alert application is able to collect data efficiently and lightly, because it can be used without installation. This application has been proven to be able to provide various important epidemiological data within 1x24 hours. The DBD Alert application also supports various national surveillance applications such as SILANTOR and SIARVI which also require reliable and responsive data sources. 

Perspektif

Teknologi komunikasi digital dan internet telah membuat komunikasi antar manusia dapat menembus hambatan waktu dan tempat. Sudah seharusnya teknologi ini dimanfaatkan untuk membantu manusia menghadapi ancaman wabah berbahaya seperti DBD.         

Keunggulan Inovasi:

  • Siaga DBD versi website dapat langsung digunakan oleh masyarakat, karena instalasi aplikasi di handphone tidak diperlukan,
     
  • Aplikasi teruji dapat membantu mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi oleh petugas Jumantik dalam melakukan survei jentik nyamuk DBD,
     
  • Dengan aplikasi Siaga DBD, Puskesmas dan Dinas Kesehatan dapat memantau langsung situasi DBD di wilayahnya, 
     
  • Aplikasi Siaga DBD dikembangkan sebagai sistem pelaporan tanpa kertas (paperless), yang cepat, hemat dan tidak membebani lingkungan, sesuai dengan agenda SDG ke 12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab serta agenda SDG ke 13 tentang perubahan iklim,
     
  • Data yang diperoleh bersifat real-time dan real-place.  

Potensi Aplikasi:

Aplikasi Siaga DBD berpotensi untuk dikembangkan sebagai platform surveilans yang paperless, mulai dari Kota dan Kabupaten Malang, yang saat ini masih menggunakan sistem pelaporan berbasis kertas untuk pencatatan hasil surveilans. Dengan aplikasi ini, puskesmas dapat mengetahui informasi adanya kasus DBD yang dilaporkan oleh masyarakat maupun rumah sakit dengan cepat, sehingga memungkinkan dilakukan tindakan dalam waktu 1x24 jam, sebagaimana ketentuan yang berlaku. Inovasi Siaga DBD ini berpotensi terus dikembangkan serta diintegrasikan dengan penerapan aplikasi surveilans faktor risiko lingkungan (SILANTOR), serta surveilans penderita DBD (SIARVI) yang baru saja diluncurkan secara nasional oleh Kementerian Kesehatan RI.
 

Innovator:

Tim Inovasi

ISI

Institusi

ISI

Alamat

ISI

Status Paten

Telah Terdaftar

Kesiapan Inovasi

*** Telah Dikomersialkan

Kerjasama bisnis

*** Terbuka

Peringkat Inovasi

*** Paling Prospektif


File

Tidak ada


Video

Tidak ada


Perkembangan Inovasi