• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Undangan dan Tantangan Inovasi Sosial dari Octava



Sekitar 25,7 % atau 650 juta orang di Asia Tenggara berada dalam usia sekolah. Namun akses ke pendidikan yang baik masih minim dan tidak merata, dan bahkan bagi yang bersekolah, mereka tidak mencapai tingkat kecakapan minimum dalam membaca dan matematika. Pandemi Covid-19 semakin memperburuk ketimpangan  ini. Diperkirakan lebih dari 150 juta anak terkena dampak penutupan sekolah. Namun pada saat yang sama, Covid-19 secara dramatis telah mengubah pendidikan menjadi pembelajaran jarak jauh dan mengakselerasikan teknologi pendidikan. Tanpa adanya teknologi pembelajaran berbasis “di rumah”, diperkirakan 135 juta anak sekolah akan kehilangan akses ke pendidikan, dengan implikasi negatif yang signifikan bagi pembangunan dan perekonomian dalam jangka panjang.

Dalam rangka mencari solusi untuk tantangan dan permasalahan di atas, Octava Foundation meluncurkan Octava Social Innovation Challenge yang didukung oleh MIT Solve, dan bertujuan mengidentifikasi dan mengembangkan solusi teknologi pendidikan yang bisa diakses dan terjangkau; guna meningkatkan pembelajaran bagi pelajar sampai kelas 12 yang saat ini kurang terlayani.  The Octava Social Innovation Challenge mencari solusi tepat-guna yang dapat diterapkan setidaknya di salah satu negara target: Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam), untuk:

  • Meningkatkan akses yang berkeadilan untuk memperoleh pembelajaran berkualitas, terutama untuk pelajar yang kurang terlayani di lingkungan konektivitas rendah;
  • Meningkatkan pencapaian literasi, numerasi, dan pembelajaran sosial-emosional sambil mendukung beragam kecepatan dan gaya belajar;
  • Memperkuat STEM untuk membangun kesiapan kerja secara efektif;
  • Mendukung pendidik, pimpinan sekolah, dan pemangku kepentingan pendidikan lainnya melalui sistem manajemen pembelajaran adaptif, pengajaran yang dipersonalisasi, serta akses ke pengembangan profesional dan pelatihan
  • Melengkapi para guru, orang tua, dan pemangku kepentingan dalam ekosistem pendidikan lainnya, dengan literasi digital dan rasa percayaan diri untuk dapat berpartisipasi secara signifikan.
Penyelenggara program, Octava Social Innovation Challenge, menawarkan bagi delapan karya inovasi sosial yang terpilih, hadiah total sejumlah US$ 500.000,- , dan masing-masing akan menerima sedikitnya US $50.000,-. Selain hadiah di atas, pemenang akan diundang berpartisipasi selama sepuluh bulan dalam program dukungan yang dikelola oleh MIT Solve dan Octava Foundation, serta diundang sebagai partisipan dalam acara Solve@MIT pada sekitar bulan Mei 2022

Bagi para inovator BIC yang berkiprah di arena inovasi sosial, khususnya yang terkait dengan inovasi pendidikan (sampai kelas 12), selain mengajukan karyanya ke “113 Inovasi Indonesia-2021”, dapat menguji kehebatan inovasinya ke ranah kompetisi kelas dunia, demi pendidikan khususnya di Indonesia dan Asia Tenggara.

Batas akhir pengajuan proposal adalah 15 Oktober 2021.

Untuk informasi tentang pengajuan proposal, klik: https://octavafoundation.org/social-innovation-challenge/,  
atau e-mail ke Octava Foundation, di:
info@octavafoundation.com 

Salam inovasi !

(ks/200821)
   

 

 


Komentar

Belum ada komentar

Tinggalkan Pesan

Berita Terbaru

UPDATE: 117 INOVASI INDONESIA – 2025, BATCH KE LIMA

Update Berita (10-10-2025):  Penerimaan proposal inovasi Batch Keempat menuju pemilihan &l

WADUUH …..!!! INDEKS INOVASI INDONESIA – 2025 TURUN

Tahun 2025 ini Indonesia diberitakan menduduki peringkat ke 55 dari 139 negara dalam Indeks Ino

ANCAMAN LEMBAH KEMATIAN UPAYA HILIRISASI INOVASI KITA

BIC menerima "forward" dari seorang aktivis inovasi, yang berisi tulisan atau ulasan di se

KSTI 2025: MENJADIKAN SAINS & TEKNOLOGI KEKUATAN INDUSTRI

Beberapa menteri kunci Kabinet Merah Putih bergabung dalam Konvensi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan

EKOSISTEM INOVASI DORONG PERTUMBUHAN EKONOMI

Di awal tahun 2025 diskusi online GIMI Think-Tank mengangkat keajaiban Inovasi Dubai dalam membangun