• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Tiga Visi Jokowi tentang Ekosistem Inovasi Nasional



Ada beberapa hal penting yang harus dilakukan BPPT agar bisa menjadi otak pemulihan ekonomi secara “extraordinary ujar Presiden Jokowi saat membuka Rakernas BPPT tahun 2021 yang mengangkat tema: Penguatan Ekosistem Inovasi Teknologi di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 8 Maret 2021 *.

Sebagai langkah Pertama, Presiden menekankan bahwa BPPT saat ini harus aktif berburu inovasi dan teknologi untuk dikembangkan lebih lanjut dan diterapkan. Hal tersebut berangkat dari keyakinan Presiden bahwa dari ribuan peneliti baik di LitBang  pemerintah maupun swasta, serta para inovator lainnya di tengah masyarakat, Indonesia memiliki banyak temuan yang apabila dikembangkan lebih lanjut akan dapat diterapkan/dikomersialisasikan. Selama pandemi Presiden menyaksikan akselerasi inovasi tersebut, khususnya di bidang kesehatan. Misalnya, ventilator untuk perawatan pasien Covid-19, dan teknologi GeNose yang merupakan alat uji penapisan Covid-19; yang kini telah dimanfaatkan. “Inovasi seperti GeNose yang murah, mudah, dan cepat; bahkan kini sudah dipasang di banyak stasiun dan lokasi penting yang padat,” ucapnya.

Kedua, Presiden menyebut bahwa BPPT harus memiliki jejaring luas dan bertindak sebagai lembaga akuisisi teknologi maju dari manapun. Banyak teknologi yang dibutuhkan Indonesia yang saat ini belum mampu diproduksi di dalam negeri sehingga membutuhkan strategi yang tepat untuk tidak hanya membeli dan menggunakannya, tapi juga dapat mengakuisisi teknologi maju dari luar yang dapat diimplementasikan secara cepat. “Kita harus memulai untuk tidak sekadar membeli teknologi “turnkey”. Ini penting sekali, karena sering kita hanya terima jadi, dan akhirnya setelah berpuluh tahun kita tidak bisa membuat teknologi itu,” kata Presiden. Terkait hal tersebut, Presiden Joko Widodo sebelumnya telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 118 tahun 2020 tentang Pengadaan Teknologi Melalui Proyek “turnkey” yang mewajibkan penyedia teknologi industri melakukan alih teknologi kepada pengusul proyek yang dalam hal ini kementerian atau lembaga pelaksana.

Yang Ketiga, BPPT juga harus turut ambil bagian dalam pengembangan kecerdasan buatan dan menjadi pusat kecerdasan teknologi Indonesia. Di era informasi saat ini, penguasaan teknologi kecerdasan buatan menjadi amat krusial untuk memenangkan persaingan, dengan terus menemukan cara-cara baru, cara-cara inovatif dan kreatif, serta menghasilkan karya nyata yang kontributif untuk kemajuan bangsa,” tandasnya.

Perintah ini bukan hanya untuk BPPT saja, tetapi seluruh jajaran kabinet,” ujarnya.

Sambutan Presiden Jokowi di atas dengan lugas dan konkrit memberi jawaban pada tema Rakernas BPPT-2021, tentang apa yang harus dipakai sebagai indikator oleh BPPT (maupun badan LitBang lainnya), untuk membuktikan bahwa mereka telah berperan sebagai ekosistem inovasi teknologi yang efektif di Indonesia.   

Untuk menonton secara lengkap sambutan Presiden Jokowi, silakan klik DISINI  

Salam Inovasi ! 


(KS/08/03/21)
* Sambutan Presiden dikutip dari: BPMI Setpres
 


Komentar

Belum ada komentar

Tinggalkan Pesan

Berita Terbaru

INFO UPDATE: “100+ Inovasi Indonesia” is BACK

Dengan gembira BIC menginformasikan bahwa sistem komunikasi email menuju dan dari reviewer pemilihan

BATCH KETIGA DIMULAI: JADILAH SANG PENANTANG!

Sampai pada batas akhir pengajuan proposal Batch # 2 ke "116 Inovasi Indonesia-2024" 

115 INOVASI INDONESIA – 2023 TERPILIH !

Penjurian "115 Inovasi Indonesia-2022" yang berlangsung pada bulan Januari 2024 lalu

OLEH-OLEH INOVASI TANPA DISRUPSI DARI BANGKOK

Pengarang buku strategi inovasi # 1 sejagat “Blue Ocean Strategy”, Chan Kim & Renee

OBITUARI - PAULUS TJAKRAWAN - Sang Inovator Energi Terbarukan

Duka mendalam bagi BIC dan tentunya bagi banyak inovator Indonesia, saat mendengar berita berpulangn