• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Solusi Inovasi Cegah Musibah (Gempa Cianjur)



Sebagai negeri yang terletak di jajaran  “Ring of Fire” bumi, Indonesia harus menerima kenyataan bahwa kegempaan adalah ancaman permanen bagi kehidupan.  Gempa Cianjur yang terjadi pada Senin 21 November 2022 lalu, dikatakan sebagai bagian dari gempa dengan siklus berulang setiap 20 tahun, dengan riwayat gempa bumi merusak yang telah tercatat setidaknya sejak 1844. Gempa serupa di Cianjur juga terjadi di1982 dan 2000. Sumber gempa diyakini berada di zona sesar Cimandiri, yang memiliki potensi gempa hingga magnitudo 6,7. Ketidak-siapan kita dalam mitigasi bencana telah menyebabkan tewasnya ratusan jiwa dan kerusakan yang masif.

Setidaknya ada dua faktor utama, dimana gempa yang terjadi mengakibatkan korban dalam jumlah besar, yaitu terjadinya tanah longsor yang menimbun rumah dan pemukiman, dan rumah itu sendiri yang roboh pada saat terjadinya gempa; keduanya menimpa dan menimbun penghuni rumah dalam waktu yang sangat cepat, sehingga mereka tidak sempat menyelamatkan diri keluar rumah dan menjauhi kawasan tanah yang longsor.    

Selain upaya penanggulangan musibah pasca gempa, terlebih penting lagi adalah perlunya memikirkan upaya-upaya untuk pencegahan maupun meningkatkan kesiapan kita menghadapi gempa; yaitu dengan “mengetahui” lebih dini akan risiko terjadinya tanah longsor jika terjadi gempa bumi, dan menyiapkan bangunan hunian yang tahan gempa. Presiden Joko Widodo dalam arahannya juga menekankan agar pembangunan kembali rumah-rumah terdampak gempa haruslah tahan gempa.

Inovasi Pendeteksi Risiko Tanah Longsor
Beberapa inovasi Indonesia sebenarnya telah mengajukan solusi, bagaimana agar tanah longsor dapat diantisipasikan, karena dapat diketahui sebelum terjadi. Salah satunya adalah yang dikembangkan oleh  Dr. Bambang Widiyatmoko, dari Pusat penelitian Fisika BRIN (dahulu LIPI) yang menciptakan suatu sistem sensor untuk mendeteksi risiko longsor, beserta sistem data akusisi dan peringatan dininya. Sensor-sensor berupa detektor pergeseran tanah, inklinometer serta strain tanah. Inovasi ini memantau kondisi kestabilan lereng di daerah rawan longsor, dan menghasilkan informasi dan prediksi secara cepat, mudah, akurat, dan real time, dan disebarkan dengan sistem SMS ataupun internet. Sistem yang dikembangkan sepenuhnya dari komponen lokal ini,   dapat dipasang di daerah terpencil, namun dapat dipantau sampai radius 5 km atau lebih, dengan mengunakan sistem telemetri. Silakan KLIK di sini untuk melihat inovasi ini lebih lanjut 

Inovasi Membuat Bangunan Tahan Gempa
Sementara itu, inovator indonesia lainnya, Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto dari ITS, pada tahun 1976 telah mengembangkan sistem pondasi bangunan yang mereka namakan Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL). Pada saat terjadinya gempa (dan tsunami) di Aceh pada 26 Desember 2004 lalu, yang berkekuatan  9,3 skala Richter, lebih dari 250.000 orang telah kehilangan nyawa, dan ratusan ribu bangunan serta infrastruktur hancur, namun sebanyak 32 bangunan 2-4 lantai yang mengunakan KSLL sebagai pondasi, kesemuanya selamat, utuh tanpa kerusakan struktural. Silakan KLIK di sini untuk melihat inovasi ini lebih lanjut. 

Jadi, sekalipun kondisi geologis Indonesia dikatakan sebagai salah satu yang paling rawan gempa di dunia; inovasi-inovasi Indonesia, seandainya mau dikembangkan dan diaplikasikan dengan serius bisa menjadi solusi untuk menyelamatkan banyak jiwa dan harta, tanpa harus mengeluh, menyalahkan alam dan pasrah .... ! 

Salam inovasi !!  


(ks/26/11/22)
 
 


Komentar

Belum ada komentar

Tinggalkan Pesan

Berita Terbaru

INFO UPDATE: “100+ Inovasi Indonesia” is BACK

Dengan gembira BIC menginformasikan bahwa sistem komunikasi email menuju dan dari reviewer pemilihan

BATCH KETIGA DIMULAI: JADILAH SANG PENANTANG!

Sampai pada batas akhir pengajuan proposal Batch # 2 ke "116 Inovasi Indonesia-2024" 

115 INOVASI INDONESIA – 2023 TERPILIH !

Penjurian "115 Inovasi Indonesia-2022" yang berlangsung pada bulan Januari 2024 lalu

OLEH-OLEH INOVASI TANPA DISRUPSI DARI BANGKOK

Pengarang buku strategi inovasi # 1 sejagat “Blue Ocean Strategy”, Chan Kim & Renee

OBITUARI - PAULUS TJAKRAWAN - Sang Inovator Energi Terbarukan

Duka mendalam bagi BIC dan tentunya bagi banyak inovator Indonesia, saat mendengar berita berpulangn