• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

SETELAH INOVASI KITA MEROKET DI GII



Di tengah-tengah merebaknya Pandemi Covid-19 lebih dari tiga tahun lalu, BIC memuat tulisan tentang “Saatnya Membuat Terobosan Inovasi” di Blog BIC, mengantisipasi bahwa seusai perjuangan kita melawan Covid-19 dan sukses, era New Normal akan menyediakan berbagai kesempatan untuk merealisasikan berbagai pemikiran baru dan kreatif, dan menghasilkan inovasi-inovasi yang lebih besar bagi Indonesia.  Keberhasilan Indonesia berinovasi selama pandemi ternyata terbukti!  Ini harus menjadi “angin buritan” yang kuat untuk memacu berbagai inovasi terobosan menuju masa depan.  Global Innovation Index (GII) yang pada tahun 2021 menempatkan Indonesia di peringkat ke 87, namun tahun lalu (2022) Indonesia melesat ke peringkat 75; dan kini di tahun 2023, kita meroket lagi ke peringkat 61 dunia!!  

Bayangkan, kejutan dua tahun terakhir ini terjadi, setelah selama sepuluh tahun sebelumnya peringkat inovasi Indonesia di GII stagnan di kisaran 80+. Artinya Indonesia dahulu belum mampu menunjukkan adanya kemajuan dalam kinerja ekosistem inovasinya. Padahal di perioda waktu yang sama, negara-negara tetangga yang pada awalnya sekelas dengan Indonesia; seperti Malaysia, Thailand, Vietnam dan Filipina; di tahun lalu telah berada berturut-turut di peringkat GII ke 36, 43, 48 dan 59. Singapura dan Korea bahkan telah bertengger di peringkat 10 negeri paling inovatif di dunia. Dengan “prestasi” Indonesia pada dua tahun terakhir melesat di peringkat GII dengan “double digit” (naik 13 dan 14 peringkat berturut-turut), padahal negara tetangga kita di ASEAN justru “hanya” mengalami kenaikan peringkat antara 0 sampai 3 tingkat. Selayaknya ini membangkitkan semangat kita untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam prestasi berinovasi.

Namun perlu dicatat juga, bahwa skor dan peringkat GII Indonesia di atas tidak dapat dibandingkan secara langsung dari satu tahun ke tahun lainnya. Setiap peringkat mencerminkan posisi relatif suatu perekonomian tertentu berdasarkan kerangka konseptual, cakupan data dan sampel perekonomian di edisi GII tahun tertentu; selain juga dipengaruhi oleh adanya perubahan indikator yang digunakan maupun sumber dan ketersediaan data. Namun bagaimanapun juga, kita wajib mensyukuri bahwa peringkat Indonesia di GII pada dua tahun terakhir telah berhasil “meroket”, apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Selain kehadiran BRIN sebagai badan nasional pengelola riset dan inovasi; prestasi pemerintah secara umum dalam mempertahankan kinerja ekonomi Indonesia di era pandemi Covid-19, juga nampaknya telah berperan signifikan melambungkan peringkat Indonesia di GII. Secara khusus GII melaporkan bahwa Indonesia adalah salah satu dari lima negara dunia yang paling berhasil dalam mempertahankan kinerja ekonominya selama era Covid-19.  

What’s Next? Mengintip Inovasi Negeri Sebelah: Malaysia

Peringkat GII Malaysia di antara negara-negara ASEAN selama sepuluh tahun terakhir berada di posisi “runner-up” (32 - 36) setelah Singapura, yang saat ini berada di peringkat 7 negeri paling inovatif di dunia. Prestasi ini jauh lebih baik dari negara-negara ASEAN lain termasuk Indonesia. Sebagai pembanding apple-to-apple bagi Indonesia, mestinya kiprah dan upaya Malaysia dalam berinovasi lebih mudah kita bayangkan, ketimbang kalau kita membandingkan diri dengan Singapura. Untuk negeri berpenduduk besar, prestasi inovasi India dan China juga cukup hebat, dan layak untuk kita "intip" berikutnya.    

Saat menyampaikan Peninjauan Jangka Menengah (MTR) dari Rencana Malaysia ke-12 (12MP) di Dewan Rakyat tahun lalu, Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim, secara khusus menetapkan target baru bagi Malaysia untuk dapat mencapai peringkat 30 teratas di GII diantara 132 negara pada tahun 2025. Yang menarik, peringkat GII telah diangkat menjadi salah satu sasaran prioritas negeri Malaysia. Untuk itu tugas ini dibebankan ke sebuah komite khusus yang dinamai Komite Antar Lembaga Pemantauan Daya Saing GII 
(JIPGII)  yang dibentuk pada tahun 2020 lalu, melibatkan berbagai Kementerian / Lembaga terkait sebagai para mitra strategis. Silakan KLIK di sini untuk mengintip, dan meneladani, Rencana Malaysia ini; yang dengan serius menggunakan platform GII sebagai bagian rencana strategis Malaysia.

Mungkin hanya kebetulan bahwa secara kelembagaan apa yang dilakukan oleh Malaysia juga dilakukan oleh Indonesia; melalui pembentukan dan pengembangan BRIN pada kurun waktu yang sama.
Semoga momentum prestasi Indonesia yang “double-digit” di peringkat GII belakangan ini dapat disikapi oleh pemerintah dengan serius, setidaknya sama seriusnya dengan yang dilakukan oleh tetangga negeri jiran ini.  Agar bisa menjadi kenyataan, para pembuat kebijakan kita harus yakin bahwa keberhasilan dalam berinovasi adalah satu-satunya jalan untuk dapat meraih cita-cita mencapai Indonesia emas pada tahun 2045; yaitu mencapai rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sedikitnya sebesar 7% per tahun.  Untuk itu Laporan Tahunan GII memberikan panduan yang cukup jelas buat kita. Silakan KLIK di sini untuk memahami “cara” GII. Bagi yang berminat mempelajari bagaimana "ekosistem inovasi" negara dinilai, laporan ini menyajikan secara terinci ke 80 indikator yang digunakan, beserta sumber data yang dirujuk untuk sampai kepada skor dan peringkat inovasi setiap negara. Silakan lihat di halaman 224, Appendix III : Source and DefinitionsKita boleh mengunduh laporan sebanyak 250 halaman lebih ini secara gratis, sekalipun perlu sabar menanti, karena waktu untuk mengunduhnya lumayan lama. 


Salam inovasi !
(KS20/01/24)
 


Komentar

Belum ada komentar

Tinggalkan Pesan

Berita Terbaru

INFO UPDATE: “100+ Inovasi Indonesia” is BACK

Dengan gembira BIC menginformasikan bahwa sistem komunikasi email menuju dan dari reviewer pemilihan

BATCH KETIGA DIMULAI: JADILAH SANG PENANTANG!

Sampai pada batas akhir pengajuan proposal Batch # 2 ke "116 Inovasi Indonesia-2024" 

115 INOVASI INDONESIA – 2023 TERPILIH !

Penjurian "115 Inovasi Indonesia-2022" yang berlangsung pada bulan Januari 2024 lalu

OLEH-OLEH INOVASI TANPA DISRUPSI DARI BANGKOK

Pengarang buku strategi inovasi # 1 sejagat “Blue Ocean Strategy”, Chan Kim & Renee

OBITUARI - PAULUS TJAKRAWAN - Sang Inovator Energi Terbarukan

Duka mendalam bagi BIC dan tentunya bagi banyak inovator Indonesia, saat mendengar berita berpulangn