• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

SEKALI LAGI INOVASI INDONESIA MENGGEBRAK DUNIA



Tepat selang setahun setelah karya inovasi Indonesia dari Atsiri Research Center (ARC) Aceh terpilih di GIMI Innovation Awards 2024 di Barcelona, Spanyol; semalam kita memperoleh berita kejutan lagi, bahwa sebuah karya inovasi Indonesia yang datang dari seorang inovator asal Malang berhasil meraih Juara kedua di GIMI Innovation Awards 2025 yang diselenggarakan di Rio de Janeiro, Brazil.
 
 
Tahun lalu tim ARC Aceh mengajukan proposal inovasi yang berjudul "Kowledge Based Innovation of Aceh Essential Oil: from University to International Market", yang berinovasi untuk mendongkrak nilai tambah minyak nilam kebanggaan Aceh menjadi bahan dasar parfum yang bernilai tinggi di pasar global, dan merebut predikat inovasi terbaik dalam kategori Inovasi Kemasyarakatan. Tahun ini seorang dokter inovatif, dr. Domy Pradana Putra, Sp.OT  dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya,Malang; menampilkan sebuah karya inovasi alat kesehatan yang dinamai "Domy Brush Suction", dan memenangi penghargaan sebagai Juara Kedua  sebagai “Most Innovative Project” dalam kategori “Private Sector”.  Perbandingan yang kontras bila dibandingkan dengan inovasi ARC yang menciptakan nilai tambah di tataran nasional - bahkan global - demi memakmurkan rakyat banyak di Aceh; maka inovasi sang dokter asal Malang ini bermula dari masalah yang dihadapi para dokter bedah saat melakukan tindakan operasi. Video acara GIMI Innovation Awards 2025 di Rio Janeiro ini dapat Anda simak di:
 ​​​​​​https://www.youtube.com/live/VNFEVNKf05k  khususnya mulai jam yang ke 04:21:00.
 
Dokter Domy menceritakan bahwa selang suction (penyedot cairan / darah) seringkali tersumbat, sehingga operasi terganggu dan kehilangan waktu hanya untuk membersihkan sumbatan atau mengganti selang suction. Selain itu, alat suction “standar” yang rigid dan berlubang tunggal seringkali menjadi pembatas/kendala dalam melakukan proses operasi; khususnya jika operasi menghadapi berbagai faktor penyulit, misalnya suction tidak bisa menjangkau lokasi cairan, atau batang suction yang kaku dan sedotan suction yang terlalu kuat, mencederai jaringan di sekitar pembedahan sehingga menyebabkan trauma tambahan. Warga "Instagram" dapat menyimak inovasi  ini "in action" di: 
https://www.instagram.com/reel/C8v0oKOpp1s/?hl=en.

 
Inovator dr Domy Pradana yang berprofesi dokter bedah ortopedi menawarkan inovasi dengan memodifikasi suction handpiece sehingga memiliki enam suction tips dengan dua lubang pada masing-masing ujungnya; serta dilengkapi dengan thumb valve control yang mempermudah operator mengatur kekuatan sedotan suction.  Inovasi Domy Brush Suction ini telah diluncurkan pemakaiannya oleh Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Ditjen Farmalkes), Kementerian Kesehatan RI. Inovasi yang terkesan sederhana ini terbukti menciptakan berbagai nilai tambah bagi para dokter bedah, agar dapat bekerja dengan lebih mudah dan leluasa, mempercepat proses bedah; yang pada  gilirannya akan  meningkatkan keberhasilan operasi, mempercepat waktu penyembuhan, dan tentunya mengurangi penderitaan para pasien.    
 
Dari kisah dr. Domy ini, berbagai pelajaran penting dapat kita tarik dalam proses berinovasi. Yang pertama merujuk pada argumen dari Joel Mokyr salah seorang peraih Nobel Prize untuk Ilmu Ekonomi tahun 2025, bahwa inovasi seringkali terjadi karena bersinerginya dua bentuk pengetahuan, yaitu pengetahuan preskriptif (pengetahuan tentang apa yang berhasil) dan pengetahuan proposisional (pemahaman ilmiah tentang mengapa pengetahuan itu berhasil). Seringkali para dokter bedah yang menguasai pengetahuan preskriptif menganggap bahwa pengetahuan proposisional adalah ranah para insinyur yang mendesain alat medis suction handpiece. Akibatnya kedua pengetahuan tersebut terisolasi satu sama lain, dan inovasi tidak terjadi. Dalam hal ini inovasi terjadi gara-gara sang dokter Domy cukup nekad, dan berinisiatif “merambah” kawasan para insinyur, untuk bersama-sama mengembangkan produk terobosan yang inovatif demi menciptakan solusi kesehatan yang lebih bernilai bagi masyarakat.
 
Pelajaran penting lainnya, adalah pesan dan harapan dr. Domy agar para dokter muda lebih termotivasi berinovasi, dan mereka diberikan akses lebih luas untuk mengembangkan ide-ide, tanpa menunggu janji pendanaan atau bantuan dari sektor teknis, sebagai refleksi dari pengabdian para dokter yang sebenarnya. “Jangan pernah menunggu untuk memulai sesuatu. Jangan pernah merasa harus menjadi senior atau ahli dulu untuk berinovasi. Mulailah sekarang, karena pengabdian adalah tentang memberi yang terbaik untuk masyarakat”, pesan dr. Domy bagi para  dokter generasi muda. Akhirnya sebagai penutup, dr. Domy mengingatkan bahwa kebanyakan orang hanya menghargai hasil akhir inovasi setelah berhasil, tapi mereka tidak tertarik untuk memahami prosesnya, yang pada kenyataannya seringkali penuh dengan perjuangan dan tetesan air mata.
 
Salam inovasi ! 

(KS/081125/dirangkum dari berbagai sumber berita)
 


Komentar

Belum ada komentar

Tinggalkan Pesan

Berita Terbaru

UPDATE: 117 INOVASI INDONESIA – 2025, BATCH FINAL

Penerimaan proposal inovasi batch ke lima menuju pemilihan “117 Inovasi Indones

SELAMAT JALAN YANG PAMITAN, SELAMAT BERJUANG YANG DATANG

Di hari Pahlawan tahun ini, Presiden Prabowo Subianto kembali melakukan reshuffle Kabinet Merah Puti

SEKALI LAGI INOVASI INDONESIA MENGGEBRAK DUNIA

Tepat selang setahun setelah karya inovasi Indonesia dari Atsiri Research Center (ARC) Aceh terpilih

NOBEL EKONOMI 2025: PERTUMBUHAN BERBASIS INOVASI

Pada 13 Oktober 2025 yang lalu, Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia mengumumkan pemenang Hadiah

WADUUH …..!!! INDEKS INOVASI INDONESIA – 2025 TURUN

Tahun 2025 ini Indonesia diberitakan menduduki peringkat ke 55 dari 139 negara dalam Indeks Ino