• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Keindahan dari Limbah Kakao

Cantik, Manis dan Berbudaya

Deskripsi Singkat


Pada proses pembuatan kakao, 75% dari bahan adalah limbah kulit yang dapat diolah menjadi pewarna alam untuk batik, karena kandungan senyawa-senyawa pigmen seperti alkaloid theobromin (3,7-dimethyl xanthine), flavonoid, tannin dan carotenoid. Dengan manipulasi proses kimiawi, kulit kakao menghasilkan spektrum warna-warna unik dan anggun: kuning hingga cokelat tua, warna kemerahan, dan warna abu-abu hingga warna kehitaman. Hasil dari uji ketahanan luntur terhadap pencucian dan gosokan bernilai 3 hingga 5 (cukup baik sampai sangat baik). Selain bernilai tinggi karena alami, zat pewarna alami dari limbah kulit kakao dapat menggantikan pemakaian pewarna sintetik yang telah berdampak serius bagi kesehatan kulit para pekerja batik, dan mencemari lingkungan.

 

Beauty from Cocoa Waste

 

Short Description


In cocoa bean processing 75% of the material is cocoa skin waste, which can be processed into natural dyes for batik, because of the content of pigment compounds such as theobromine alkaloids (3,7-dimethyl xanthine), flavonoids, tannins and carotenoids. Through various chemical treatments, cocoa skin produces a spectrum of unique and graceful colors: yellow to dark brown, reddish color, and gray to blackish color. The washing and rubbing fastness test are scored 3 to 5 (good to very good). In addition to its high value as natural dyes,  this cocoa skin dyes can substitute the use of synthetic dyes, that have had caused skin health problems of batik workers, aside to polluting the environment.


Perspektif

Batik dengan pewarna alam asli Indonesia, selain menghasilkan nilai tambah berganda, juga memperkuat posisi batik sebagai karya budaya asli Indonesia untuk dunia. 


Keunggulan Inovasi:

1. Zat warna alam kakao memberikan alternatif  pewarna bagi industri batik terutama di wilayah penghasil kakao, yang murah, unik dan ramah lingkungan.

2. Alternatif pemanfaatan kulit kakao yang memberikan nilai tambah tinggi ketimbang pemanfaatannya sebagai pakan ternak. 

3.  Dapat membuka lapangan kerja atau peluang usaha baru bagi masyarakat di sekitar perkebunan kakao.

 


Potensi Aplikasi:

Inovasi ini berpotensi dikembangkan sebagai pewarna batik untuk berbagai jenis kain, maupun serat alam lainnya. 


Innovator:

Tim Inovasi

1. Vivin Atika : Peneliti Utama 2. Farida : Kontak Utama 3. Agus Haerudin : Peneliti Anggota 4. Sugiyanto : Peneliti Anggota 5. Djoko Aryudar Romadhona : Peneliti Anggota 6. Endang Pristiwati : Peneliti Anggota 7. Titiek Pujilestari : Peneliti Anggota 8. Yohanes Ruwanto : Peneliti Anggota

Institusi

Balai Besar Kerajinan dan Batik

Alamat

Rini/Eko

Status Paten

Belum Didaftarkan

Kesiapan Inovasi

* Prototype

Kerjasama bisnis

* Terbatas

Peringkat Inovasi

* Prospektif


File

Tidak ada


Video

Tidak ada


Perkembangan Inovasi