• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Srikandinya Ikan Pesisir

IKAN NILA SRIKANDI: STRAIN IKAN NILA TAHAN SALINITAS SAMPAI 30 PPT

Deskripsi Singkat


Pemanfaatan lahan air payau di Indonesia baru mencapai 22,74% dari potensi  2,96 juta hektar. Sisanya yang lebih dari 2 juta hektar dapat dimanfaatkan sebagai lahan budidaya ikan yang tahan saliitas tinggi. Salah satu jenis ikan budidaya yang berpotensi komersial adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Namun, produksi ikan nila umumnya berasal dari perairan air tawar.

Inovasi ini mengembangkan strain ikan nila unggul yang toleran pada salinitas tinggi hingga 30 ppt, yang diberi nama Nila Srikandi. Ikan ini menunjukkan performa pertumbuhan spesifik yang tinggi, koversi pakan dan sintasan yang lebih unggul dibandingkan dengan strain ikan nila lain yang dikembangkan dan produktivitas sebesar 5-8 ton/Ha.  Jika 10% saja dari sisa lahan air payau Indonesia di atas dimanfaatkan untuk budidaya nila Srikandi semi intensif; akan dihasilkan ikan nila konsumsi sebanyak 6,75 juta ton per tahun ( tiga kali panen), dan menjadikan Indonesia sebagai produsen ikan nila terbesar di dunia.



 

The Srikandi of Coastal Fish

 

Short Description


The utilization of brackish water land in Indonesia has only reached 22.74% of the potential of 2.96 million hectares. The remaining more than 2 million hectares can be used as fish cultivation land which is resistant to high salinity. One type of fish that has commercial potential is tilapia (Oreochromis niloticus). However, the production of tilapia generally comes from freshwater waters. This innovation developed a superior strain of tilapia that is tolerant of high salinity up to 30 ppt, which was named Nila Srikandi. This fish shows superior growth performance, superior feed conversion and high survival rate compared to other developed tilapia strains with a productivity of 5-8 tons/Ha. If only 10% of the remaining brackish water land in Indonesia is used for semi-intensive Srikandi tilapia cultivation; it can produce as much as 6.75 million tons per year, and make Indonesia the largest tilapia producer in the world.

Perspektif

Budidaya Nila Srikandi berpotensi mendukung upaya pemerintah, dalam pengentasan malnutrisi protein di antara balita, dengan menyediakan protein bermutu tinggi dengan harga terjangkau.       

Keunggulan Inovasi:

  • Ikan nila Srikandi tumbuh lebih baik dibandingkan ikan nila air tawar pada umumnya, sekaligus memanfaatkan lahan air payau yang menganggur;
     
  • Mempunyai karakter vigor hibrida, yakni performa lebih baik dari rerata tetuanya, dalam karakter pertumbuhan maupun sintasan;
     
  • Budidaya ikan nila Srikandi di lahan air payau meningkatkan produktivitas lahan dibandingkan budidaya jenis ikan lainnya;
     
  • Sejauh ini, nila Srikandi merupakan pilihan terbaik bagi pembudidaya maupun konsumen yang menyukai ikan nila hitam. 

Potensi Aplikasi:

Inovasi strain ikan nila unggul yang toleran pada salinitas tinggi, dengan produktivitas tinggi, berpotensi menjadi pilihan pembudidaya ikan di air payau; karena selain masih luasnya lahan yang tersedia, juga menawarkan prospek keuntungan bisnis yang menjanjikan. Sementara itu, budidaya ikan nila selain berpotensi menjadi komoditas ekspor Indonesia, juga pasti mendapat dukungan pemerintah; karena ikan merupakan sumber protein bermutu tinggi yang sangat diperlukan untuk menanggulangi masalah stunting di Indonesia. 

 

Innovator:

Tim Inovasi

Dr. Joni Haryadi D., MSc, Dr.Ir. Bambang Gunadi, MSc., Dr. R.R.S.P. Sinarni Dewi, SPi.,MSi., Priadi Setyawan, SPi., MSi., Adam Robisalmi, SPi., MSi., Hary Krettiawan, SSi.,MSi., Lamanto, SPi.

Institusi

Balai Riset Pemuliaan Ikan

Alamat

Jalan Raya 2 Sukamandi Pantura, Patokbeusi, Subang, Jawa Barat 41263

Status Paten

Belum Didaftarkan

Kesiapan Inovasi

* Prototype

Kerjasama bisnis

* Terbatas

Peringkat Inovasi

* Prospektif


File

Tidak ada


Video

Tidak ada


Perkembangan Inovasi