• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Anak-Anak Tiri yang Terabaikan

SELEKSI PADI BERAS MERAH DARI PLASMA NUTFAH LOKAL. CARA MUDAH UNTUK USAHA MANDIRI PADI UNGGUL.

Deskripsi Singkat


Beras merah dengan indeks glisemik (IG) nya yang rendah kini menjadi komoditas yang banyak dicari, sehingga semakin menguntungkan untuk dibudidayakan. Akibatnya sumber benih pokok beras merah menjadi langka dan sulit diperoleh di pasar. Kesulitan pengadaan benih pokok padi beras merah dan terbatasnya lahan budidaya beras merah menyebabkan harga beras merah menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan harga beras putih.

Inovasi ini mengembangkan dan mengoleksi benih padi beras merah yang merupakan gabah simpang (off-type seeds) gabah beras putih dari plasma nutfah lokal. Gabah simpang selanjutnya ditanam dan dianalisis kestabilan warna merah pada produksi berasnya, dan kini kestabilan warnanya telah mencapai 90 - 95%. Dari pengembangannya sejak tahun 2018 telah berhasil diperoleh tiga galur baru padi beras merah, dengan kemampuan produksi gabah antara 4.5 - 7.2 ton per hektar. 

The Abandoned Stepchildren

 

Short Description


Brown rice due to its low glycemic index (GI) is now a much sought after commodity, making it more profitable to cultivate. Consequently, the red rice seeds becomes scarce and difficult to obtain in the market. The limited brown rice production have caused the price of brown rice to be much higher than the price regular rice. This innovation develops and collects red rice seeds from the off-type seeds from the local rice harvest. The seeds was then planted and analyzed for its stability of the brown color, and currently the color stability has reached 90 up to 95%. Three new lines of brown rice have been obtained with a grain yields between 4.5 - 7.2 tons per hectare.

Perspektif

Dunia telah berubah; beras merah yang dahulu berkelas murah, kini menjadi beras berkelas "mewah".   

Keunggulan Inovasi:

  • Sumber benih diseleksi dari padi beras putih lokal unggul yang  tidak lagi memerlukan uji adaptasi, produktivitas, ketahan hama / penyakit lokal, serta rasa dan aromanya.
  • Sekalipun kesulitan menyeleksi dan mengoleksi gabah ekspresif dengan pucuk berwarna merah yang langka pada awalnya, pengembangan selanjutnya menjadi sederhana, yaitu hanya memastikan keunggulan performa agronomis dan produksinya,
  • Telah menghasilkan tiga galur beras merah unggul dengan kemampuan produksi antara 4.5 – 7.2 ton per hektar,
  • Seleksi dan koleksi benih sumber dengan metode epistasis dominan memungkinkan perbanyakan koleksi dan pengayaan keragaman keunggulan benih sumber lebih lanjut.

Potensi Aplikasi:

Inovasi ini berpotensi untuk diaplikasikan, sekalipun tentunya masih diperlukan perbanyakan koleksi plasma nutfah benih sumber padi beras merah, agar dapat memperkaya keragaman (variability enrichment) koleksi untuk dibudidayakan di berbagai lahan budidaya yang beragam. Lebih lanjut, inovasi yang telah menghasilkan plasma nutfah yang tinggi keragamannya ini, dapat dihibridisasi (dikawin-silangkan) untuk menghasilkan galur hibrida beras merah baru, dengan produktivitas dan kualitas lebih tinggi lagi.
 

Innovator:

Tim Inovasi

Saiful Hikam, Ph.D., Paul B. Timotiwu, Ph.D., Denny Sudrajat, M.P.

Institusi

Universitas Lampung

Alamat

Fakultas Pertanian Universitas Lampung - Jalan Prof. Sumantri Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung. 35144.

Status Paten

Belum Didaftarkan

Kesiapan Inovasi

* Prototype

Kerjasama bisnis

* Terbatas

Peringkat Inovasi

* Prospektif


File

Tidak ada


Video

Tidak ada


Perkembangan Inovasi