• +6221 4288 5430
  • +62 8118 242 558 (BIC-JKT)
  • +62 8118 242 462 (BIC-INA)
  • info@bic.web.id

Amankan Kekebalan dengan Lebih Nyaman

ANTIBODI POLIKLONAL BERBASIS PROTEIN SPESIFIK 158 KDA : UPAYA PENGEMBANGAN DETEKSI ANTIBODI TERHADAP SARS-COV2

Deskripsi Singkat


Vaksinasi merupakan langkah utama dalam menekan penularan, angka kesakitan, dan kematian akibat COVID-19; serta untuk mencapai mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity).  Idealnya pengukuran respons antibodi pasca vaksinasi Covid-19 juga dilakukan untuk mengidentifikasi keberhasilan vaksinasi  dengan terbentuknya antibodi atau respon imun protektif, serta berapa kuat proteksi yang dihasilkan, sehingga perlu tidaknya vaksinasi selanjutnya dapat ditentukan. 

Inovasi ini mengembangkan Kit Deteksi Pasca Vaksin Covid-19 berbasis antibodi poliklonal protein 158 kDa, yang merupakan anti-IgG spesifik untuk mengidentifikasi respon imun pasca vaksinasi enam bulan, sembilan bulan, hingga satu tahun pasca vaksinasi. Kit Deteksi ini, jika dibandingkan dengan Electro-Chemiluminescence Immunoassay (ECLIA) Anti-SARS-CoV-2 yang kini umum digunakan, memiliki berbagai keunggulan, antara lain  membutuhkan sampel darah yang lebih sedikit, sehingga meminimalisir rasa tidak nyaman atau nyeri saat pengambilan darah,, serta tidak memerlukan peralatan laboratorium khusus yang mahal seperti pada test ECLIA.   

Ensuring Your Immunity Comfortably

 

Short Description


Vaccination is the main step in suppressing transmission, morbidity, and mortality from COVID-19; as-well-as  to achieve herd immunity. Ideally, measurement of antibody response after vaccination is also carried out, to identify the success of vaccination, as well as how strong the protection is, so that the need for further vaccinations can be determined.
This innovation developed a Covid-19 Post Vaccine Detection Kit based on a 158 kDa protein polyclonal antibody,  a specific anti-IgG to identify post-vaccination immune responses after six months, nine months, and one year of vaccination. This Detection Kit, when compared to the commonly used ECLIA Anti-SARS-CoV-2, has various advantages, including fewer blood samples, thereby minimizing discomfort or pain, and does not require expensive and special laboratory equipments such as in the ECLIA test.

Perspektif

Pengujian imunitas terhadap Covid-19 yang mudah dan tidak menyakitkan akan banyak diminati orang, karena perasaan aman mahal harganya.     

Keunggulan Inovasi:

  • Kit Deteksi Post Vaksin Covid-19 menggunakan antibodi poliklonal 158 kDa yang merupakan anti-IgG spesifik; untuk mengidentifikasi respon imun pasca vaksinasi enam bulan, sembilan bulan, hingga satu tahun.
     
  • Memerlukan sample darah lebih sedikit dibanding test ECLIA Anti-SARS-CoV-2, sehingga meminimalisir rasa tidak nyaman saat pengambilan sample. 
     
  • Pengujian ini tidak memerlukan peralatan laboratorium khusus, yang mahal. 
     
  • Kemudahan dari Kit Deteksi Post Vaksin Covid-19 dapat menunjang evaluasi vaksinasi hingga ke pelosok Indonesia, karena cukup menggunakan fasilitas kesehatan yang sederhana.

Potensi Aplikasi:

Inovasi ini berpotensi ditawarkan ke pemerintah, sebagai bagian dari program vaksinasi Covid-19,  dalam rangka pengendalian pandemi, menurunkan resiko penularan, dan membangun herd immunity;  maupun ditawarkan kepada masyarakat yang secara pribadi dan mandiri ingin mengetahui status kekebalan dirinya terhadap ancaman Covid-19.  Selain itu, inovasi ini dapat  menjadi dukungan nyata bagi program percepatan pengembangan industri farmasi dan alat kesehatan, serta penggunaan alat kesehatan produk dalam negeri.

Innovator:

Tim Inovasi

Prof. Dr. Aulanni'am, drh, DES dr. Syifa Mustika, Sp.PD-KGEH Dyah Kinasih Wuragil, S.Si., MP., M.Sc drh. Yudit Oktanella, M.Si

Institusi

Universitas Brawijaya

Alamat

Jl. Veteran Malang 65145

Status Paten

Dalam Proses Pengajuan

Kesiapan Inovasi

** Siap Dikomersialkan

Kerjasama bisnis

** Luas

Peringkat Inovasi

** Sangat Prospektif


File

Tidak ada


Video

Tidak ada


Perkembangan Inovasi